1. Canting Batik Otomatis

Safira Dwi Tyasputri, pelajar Sampoerna Academy Campus meraih penghargaan karena temuannya berupa canting batik otomatis.
Saat membatik, Safira menemui kendala karena malam yang dituangkan oleh
cantingnya cepat membeku. Alhasil ia mendapatkan inspirasi membuat
canting batik otomatis yang mampu menjaga suhu malam di canting.
Lalu, dia menambahkan pemanas agar malam bisa tetap cair. Variabel
resistor juga dimasukkan untuk mengatur suhu. Termometer untuk mengecek
suhu juga dipasang.
Safira meyakini temuannya mampu menghemat energi pembakaran malam pada
kerajinan batik. Ia pun menuai respons positif dalam ajang penemu muda
tersebut
2 Mobil Arina-SMK

Mobil ini dirancang menggunakan mesin sepeda motor dengan kapasitas
mesin 150cc, 200cc dan 250cc. Konsumsi bensin hanya 1 liter untuk 40 km.
Panjang 2,7 meter, lebar 1,3 meter dan tinggi 1,7 meter sehingga bisa
masuk jalan dan gang yang sempit. Dinamakan Arina-SMK karena
pembuatannya bekerja sama dengan Armada Indonesia (Arina) dengan
siswa-siswa SMK.
3. mumu sutisna
Penemu Hormon Penyubur Anakan
Padi
Berbagai eksperimen dilakukan. Akhirnya, doktor ekologi lulusan Universitas
Montpelier, Prancis, ini menemukan hormon yang bisa membuat rumpun padi
beranak-pinak lebih banyak. Bioregulator atau Bioreg, begitulah Mumu menamai
hormon temuannya. Dengan menyemprotkan hormon itu ke tanaman padi muda, menurut
pria kelahiran Sumedang, Jawa Barat tahun 1940 itu, jumlah anakan bisa
berjibun.
Rumpun padi normal umumnya berisi sekitar 35 anakan. Bioreg membuat jumlah
anakan padi meningkat dua kali lipat, jadi 60-70 batang per rumpun. Sawah makin
rimbun, produksi berlipat. Itu bisa dilihat dari eksperimen Mumu di berbagai
lahan persawahan dengan hasil memuaskan. Di Wado, Sumedang, sawah percobaan
Mumu dipupuk dengan dosis normal ditambah semprotan Bioreg memberikan hasil 8,6
ton gabah per hektare. Hasil produksi tanpa Bioreg hanya 6,1 ton gabah.
Berarti, produksi naik 40%.
Uniknya, Mumu memanen hormon itu dari ganggang laut. Hormon dicampur dengan
senyawa poliamina dan magnesium sulfur, lalu diencerkan. Untuk menyemprot satu
hektare sawah, cuma diperlukan 2,5 liter Bioreg. “Satu musim tanam perlu empat
kali penyemprotan”, kata dosen Jurusan Biologi ITB itu.
Nah, teori Mumu, Bioreg menyebabkan anakan bertambah banyak dan rimbun.
Sehingga proses fotosintesis lebih optimal. Hasil padi pun lebih maksimal.
(Irwan Andri Atmanto).
4. AYUB
S. PARNATA
Penemu Bakteri
Kompos Organik
Mirip Thomas Alva Edison yang tak pernah berhenti
meneliti sampai berhasil, Ayub tidak berputus asa terhadap kegagalan yang
ditemui. Penyilang 10.100 anggrek itu terus mencari jalan untuk memperbaiki
penemuannya. Kerja kerasnya baru terbayar setelah berkutat 17 tahun. Ayub
menemukan campuran pupuk yang tepat. Ramuan terbuat dari bahan-bahan organik
dan mikroba-mikroba menguntungkan. Pertama kali dicobakan pada lahan jagung,
hasilnya menakjubkan. Produksi yang semula hanya 600 kg/ha, meningkat pesat
menjadi 8,5 ton. Tak heran jika Menteri Pertanian waktu itu tertarik berkunjung
ke perkebunannya.
Ayub pun kian semangat meracik pupuk dari bahan-bahan
organik yang mudah didapat dan berharga murah. Ikan laut, daging apkir atau
limbah hewan digunakan. Bahan baku itu diperoleh dari daerah pesisir. Bila
kekurangan, ia mengimpor dari Cili dan Denmark. Investasi yang dikeluarkan
tidak main-main. Empat rumah miliknya direlakan dijual untuk melengkapi sarana
produksi.
5. Biogas
Rudi Pramana,
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan
organik oleh mikrooraganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob).
Komponen Biogas antara lain sebagai berikut : 60% CH4 (metana), 38% CO2,
dan 2% gas N2, H2, H2S dan O2. Biogas dapat dibakar seperti LPG dalam
sekala besar biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik
sehingga dapat dijadikan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan
dan terbaharukan. Sumber energi biogas yang utama yaitu kotoran ternak
sapi, kerbau, babi dan kuda.
Gambar: Sistem Instalasi Biogas
Jenis bahan organik yang diproses sangat mempengaruhi produktivitas
sistem biogas. Bahan yang biasa digunakan antara lain bis, semen,
pralon, plastik dan drum. Faktor-faktor lainnya seperti temperatur
digester atau ruangan tertutup kedap udara, pH, tekanan udara serta
kelembaban udara turut berpengaruh.
Manfaat Biogas adalah sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak
tanah dan dipergunakan utuk memasak kemudian sebagai bahan pengganti
bahan bakar minyak (bensin, solar). Biogas dalam skala besar dapat
digunakan sebagai pembangkit listrik. Proses produksi biogas akan
dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai
pupuk organik pada tanaman/budidaya pertanian.
Gambar: Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Biogas